Sebagaimana dirilis oleh situs Bappenas, Tahun 2010 merupakan momentum penting bagi Indonesia untuk mewujudkan komitmen terhadap kesepakatan global Millennium Development Goals (MDGs)/Tujuan Pembangunan Milenium. Momentum ini digunakan sebagai acuan dalam perumusan kebijakan, strategi, dan program pembangunan berlandaskan strategi pro-growth, pro-job, pro-poor, dan pro-environment.
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Prof. Dr. Armida Alisjahbana, MA, menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia telah menyusun Peta Jalan Percepatan Pencapaian MDGs. Peta jalan ini berisi rincian mengenai kondisi saat ini, tantangan yang dihadapi, serta kebijakan dan strategi pembangunan nasional dari delapan target MDGs sebagai berikut.
Pertama, Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan. Indonesia berhasil menurunkan tingkat kemiskinan, sebagaimana diukur oleh garis kemiskinan nasional dari tingkat saat ini sebesar 13,33 persen (2009) menuju targetnya sebesar 8-10 persen pada 2014. Prioritas ke depan, dengan memperluas kesempatan kerja, meningkatkan infrastruktur pendukung, dan memperkuat sektor pertanian.
Kedua, Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua. Upaya Indonesia untuk mencapai target MDG tentang pendidikan dasar dan melek huruf sudah menuju pada pencapaian target 2015 (on-track). Kebijakan yang dilakukan: perluasan akses yang merata pada pendidikan dasar khususnya bagi masyarakat miskin, peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan, serta penguatan tatakelola dan akuntabilitas pelayanan pendidikan.
Ketiga, Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan. Berbagai kemajuan telah dicapai dalam upaya meningkatkan kesetaraan gender di semua jenjang dan jenis pendidikan. Rasio angka partisipasi murni (APM) perempuan terhadap laki-laki di SD dan SMP berturut-turut sebesar 99,73 dan 101,99 pada 2009, dan rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok usia 15 sampai 24 tahun mencapai 99,85. Indonesia sudah secara efektif menuju (on-track) pencapaian kesetaraan gender yang terkait dengan pendidikan pada 2015. Prioritas ke depan meliputi peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan dalam pembangunan, perlindungan perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan, serta peningkatan kapasitas kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan pemberdayaan perempuan.
Keempat, Menurunkan Angka Kematian Anak. Angka kematian bayi di Indonesia turun cukup signifikan dari 68 pada 1991 menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup pada 2007, sehingga target sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup pada 2015 diperkirakan dapat tercapai. Namun, masih terjadi disparitas regional pencapaian target yang mencerminkan adanya perbedaan akses atas pelayanan kesehatan, terutama di daerah-daerah miskin dan terpencil. Prioritas ke depan adalah memperkuat sistem kesehatan dan meningkatkan akses pada pelayanan kesehatan terutama bagi masyarakat miskin dan daerah terpencil.
Kelima, Meningkatkan Kesehatan Ibu. Dari semua target MDGs, penurunan angka kematian ibu secara global masih rendah. Di Indonesia, angka kematian ibu melahirkan (Maternal Mortality Rate) menurun dari 390 pada 1991 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada 2007. Target pencapaian MDG pada 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Prioritas ke depan terutama pada perluasan pelayanan kesehatan berkualitas, pelayanan obstetrik yang komprehensif, peningkatan pelayanan keluarga berencana dan penyebarluasan komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat.
Keenam, Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya. Tingkat prevalensi HIV/AIDS cenderung meningkat, terutama pada kelompok risiko tinggi, yaitu pengguna narkoba suntik dan pekerja seks. Angka kejadian Malaria menurun dari 4,68 (1990) menjadi 1,85 per 1000 penduduk (2009). Sementara itu, penemuan kasus dan pengobatan penyakit Tuberkulosis telah mancapai target. Pendekatannya terutama pada upaya pencegahan dan pengarusutamaan ke dalam sistem pelayanan kesehatan nasional, pelibatan semua pemangku kepentingan dan memperkuat kegiatan promosi kesehatan untuk kesadaran masyarakat.
Ketujuh, Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup. Tingkat emisi gas rumah kaca di Indonesia cukup tinggi, walaupun upaya peningkatan luas hutan, pemberantasan pembalakan hutan, dan komitmen melaksanakan penurunan emisi karbon dioksida dalam 20 tahun ke depan telah dilakukan. Proporsi rumah tangga dengan akses air minum layak meningkat dari 37,73 persen pada 1993 menjadi 47,71 persen pada 2009. Sedang proporsi rumah tangga dengan akses sanitasi layak meningkat dari 24,81 persen (1993) menjadi 51,19 persen (2009). Upaya pencapaian dilakukan melalui investasi penyediaan air dan sanitasi. Upaya untuk penurunan proporsi rumah tangga kumuh dilakukan melalui penanganan pemukiman kumuh.
Kedelapan, Membangun kemitraan Global Untuk Pembangunan. Indonesia aktif dalam berbagai forum internasional dan terus mengembangkan kemitraan yang bermanfaat dengan berbagai organisasi multilateral, mitra bilateral dan sektor swasta untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berdampak pada penurunan tingkat kemiskinan (pro-poor). Untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan bantuan pembangunan di Indonesia, Jakarta Commitment telah ditandatangani 26 mitra pembangunan pada 2009. Bersamaan dengan ini, Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan pinjaman luar negeri pemerintah terhadap PDB.
“Peta jalan MDGs tersebut diharapkan memberikan kontribusi bagi pemahaman yang lebih baik mengenai tantangan yang dihadapi dan langkah yang harus dilaksanakan dalam rangka mencapai semua sasaran MDGs di Indonesia,” demikian dikatakan oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas. (dirilis oleh Bappenas.go.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar