Tahukah anda, bahwa Saat ini makin banyak karyawan yang mengalami 'sindroma kehilangan liburan'. Gangguan ini membuat pekerja tetap bekerja meskipun sedang berlibur dan tanpa dibayar.
Kondisi tersebut kemungkinan disebabkan kemajuan teknologi. Adanya ponsel pintar dan laptop memungkinkan seorang pekerja bisa dihubungi kapan saja oleh atasannya untuk bekerja, dan mereka tidak menyampaikan keberatan dengan hal itu.
Dari survey yang dilakukan oleh situs Expedia.com, diperoleh indikasi bahwa pekerja bahkan merasa bersalah saat mengambil cuti tahunan yang merupakan haknya. Keadaan inilah yang bisa disebut sebagai tanda, Anda sedang diperbudak pekerjaan.
Padahal, situasi tersebut berdampak buruk pada kesehatan, hubungan keluarga dan kehidupan sosial. Bahkan pada beberapa kasus kebiasaan tersebut malah tidak baik bagi perkembangan perusahaan itu sendiri. Kondisi ini dipengaruhi oleh situasi ekonomi yang menurun.
"Kondisi ekonomi saat ini, membuat perusahaan sangat ketat dalam menerima karyawan. Pekerja jadi memiliki beban pekerjaan yang sangat tinggi, mereka pun sering pulang larut malam, bekerja pada akhir pekan atau selama liburan,".
Penelitian di Amerika Serikat menemukan, pekerja wanita juga mengalami 'sindroma kehilangan liburan'. Ada batas yang kabur antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, terutama disebabkan keyakinan setiap pekerja sangat penting untuk mengambil tanggung jawab lebih.
Hal ini mungkin berasal dari sebuah persepsi tidak akurat mengenai peran atau deskripsi pekerjaan yang mereka miliki. Atau, hal yang lebih sederhana, yaitu ketidakmampuan atau ketidakpercayaan atasan untuk mendelegasikan pekerjaannya pada bawahan.
Bagi sebagian karyawan, apa yang menjadi penting adalah tidak hanya bagaimana mereka terlihat oleh orang lain, tetapi juga bagaimana mereka melihat diri sendiri. Dalam kasus lain, mengaburkan garis berasal dari minat yang tulus dalam pekerjaan.
"Jangan biarkan diri Anda diperbudak PDA atau laptop. Batasi diri untuk memeriksa email atau pesan yang masuk saat sarapan, makan siang dan makan malam. Cara ini membuat Anda lebih disiplin untuk memberikan waktu pada diri sendiri agar memiliki waktu bersantai.
Dari survey yang dilakukan oleh situs Expedia.com, diperoleh indikasi bahwa pekerja bahkan merasa bersalah saat mengambil cuti tahunan yang merupakan haknya. Keadaan inilah yang bisa disebut sebagai tanda, Anda sedang diperbudak pekerjaan.
Padahal, situasi tersebut berdampak buruk pada kesehatan, hubungan keluarga dan kehidupan sosial. Bahkan pada beberapa kasus kebiasaan tersebut malah tidak baik bagi perkembangan perusahaan itu sendiri. Kondisi ini dipengaruhi oleh situasi ekonomi yang menurun.
"Kondisi ekonomi saat ini, membuat perusahaan sangat ketat dalam menerima karyawan. Pekerja jadi memiliki beban pekerjaan yang sangat tinggi, mereka pun sering pulang larut malam, bekerja pada akhir pekan atau selama liburan,".
Penelitian di Amerika Serikat menemukan, pekerja wanita juga mengalami 'sindroma kehilangan liburan'. Ada batas yang kabur antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, terutama disebabkan keyakinan setiap pekerja sangat penting untuk mengambil tanggung jawab lebih.
Hal ini mungkin berasal dari sebuah persepsi tidak akurat mengenai peran atau deskripsi pekerjaan yang mereka miliki. Atau, hal yang lebih sederhana, yaitu ketidakmampuan atau ketidakpercayaan atasan untuk mendelegasikan pekerjaannya pada bawahan.
Bagi sebagian karyawan, apa yang menjadi penting adalah tidak hanya bagaimana mereka terlihat oleh orang lain, tetapi juga bagaimana mereka melihat diri sendiri. Dalam kasus lain, mengaburkan garis berasal dari minat yang tulus dalam pekerjaan.
"Jangan biarkan diri Anda diperbudak PDA atau laptop. Batasi diri untuk memeriksa email atau pesan yang masuk saat sarapan, makan siang dan makan malam. Cara ini membuat Anda lebih disiplin untuk memberikan waktu pada diri sendiri agar memiliki waktu bersantai.
"Mungkin kita perlu lebih bijaksana memperlakukan diri kita sendiri".
Dlm era globalisasi sbg akibat dr revolusi pemutakhiran tehnologi, dampak yg sgt akrobatik adlh sikap manusia yg hanya bergantung pd putaran waktu dan beropini pd titik penyalahan pd obyek. Manusia cenderung mengkambing hitamkan obyek sbg momok kehidupan yg sgt mnakutkan. Pdhl manusia sbnrnya hrs bijak dlm pnantian mnunggu tuntutan kebijakan. Sesungguhnya tdk ada pembudakan dlm pengabdian, tp hnya bagaimn carany kita bs mngendalikan kolaburasi tantangan hidup yg majemuk, caranya adlh dg meletakkan hoby dlm stiap bagian dr tantangan dan kesibukan.
BalasHapus